Astra
Laporan Keuangan Kuartal I Tahun 2019catur-dharma

Laporan Keuangan Kuartal I Tahun 2019

12 menit membaca

13

Bagikan:

Laporan Keuangan Kuartal I Tahun 2019

24 April 2019
PT ASTRA INTERNATIONAL TBK (Grup Astra atau Perseroan)
LAPORAN KEUANGAN KUARTAL I TAHUN 2019

Ikhtisar

  • Laba bersih per saham meningkat 5% menjadi Rp129
  • Kenaikan kontribusi laba dari bisnis jasa keuangan
  • Kenaikan volume kontraktor penambangan dan kontribusi dari tambang emas yang baru diakuisisi
  • Penjualan sepeda motor meningkat 19%, sementara penjualan mobil menurun 5%
  • Penurunan harga minyak kelapa sawit mengakibatkan kinerja agribisnis menurun

“Kinerja Grup cukup baik pada kuartal pertama 2019, didukung oleh peningkatan kontribusi dari bisnis jasa keuangan dan bisnis kontraktor penambangan, serta kontribusi dari bisnis tambang emas yang baru diakuisisi. Untuk periode sepanjang tahun ini, Grup diperkirakan masih akan menikmati kenaikan kontribusi dari bisnis-bisnis tersebut, meskipun masih ada tantangan pada permintaan yang melemah dan persaingan yang ketat di pasar mobil serta penurunan harga komoditas.”

Prijono Sugiarto

Presiden Direktur

Kinerja Keuangan Konsolidasi

Pada periode yang berakhir 31 Maret

2019

Rp miliar

2018

Rp miliar

Perubahan

%

Pendapatan bersih

59.607

55.822

7

Laba bersih*

5.215

4.980

5

Rp

Rp

Laba bersih per saham

129

123

5

31 Maret 2019

Rp miliar

31 Desember 2018

Rp miliar

Perubahan

%

Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk**

141.797

136.947

4

Rp

Rp

Nilai aset bersih per saham**

3.503

3.383

4

* Laba bersih adalah laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk, yaitu pemegang saham Astra International.

** Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan nilai aset bersih per saham didasarkan pada ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

Kinerja keuangan selama tiga bulan pertama yang berakhir pada 31 Maret 2019 dan 31 Maret 2018 serta posisi keuangan per 31 Maret 2019 disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan tidak diaudit. Posisi keuangan per 31 Desember 2018 telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan telah diaudit sesuai dengan standar audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.

Laporan Presiden Direktur

Tinjauan Kinerja

Laba bersih Grup meningkat pada kuartal pertama tahun 2019 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, terutama karena adanya peningkatan kontribusi dari bisnis jasa keuangan dan alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi, yang mana kenaikan tersebut lebih tinggi dari penurunan kontribusi bisnis otomotif dan agribisnis.

Kinerja

Pendapatan bersih konsolidasian Grup pada periode ini meningkat 7% menjadi Rp59,6 triliun, dengan pendapatan yang lebih tinggi pada hampir semua segmen bisnis, terutama dari bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi, serta jasa keuangan.

Laba bersih Grup mencapai Rp5,2 triliun, 5% lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2018.

Nilai aset bersih per saham tercatat sebesar Rp3.503 pada 31 Maret 2019, 4% lebih tinggi dibandingkan posisi akhir tahun 2018.

Utang bersih, di luar Grup anak perusahaan jasa keuangan, mencapai Rp15,2 triliun pada 31 Maret 2019, dibandingkan dengan Rp13,0 triliun pada 31 Desember 2018, terutama karena investasi Grup di GOJEK. Anak perusahaan Grup segmen jasa keuangan mencatat utang bersih sebesar Rp46,7 triliun pada 31 Maret 2019, dibandingkan dengan Rp47,7 triliun pada akhir tahun 2018.

Kegiatan Bisnis

Laba bersih yang diatribusikan kepada pemegang saham Astra International dari masing-masing segmen bisnis adalah sebagai berikut:

Laba Bersih yang Diatribusikan Kepada

PT Astra International Tbk

Untuk periode yang berakhir 31 Maret

2019

Rp miliar

2018

Rp miliar

Perubahan

%

Otomotif

1.905

2.109

(10)

Jasa Keuangan

1.401

1.060

32

Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi dan Energi

1.828

1.518

20

Agribisnis

30

283

(89)

Infrastruktur dan Logistik

16

(23)

N/A

Teknologi Informasi

20

27

(26)

Properti

15

6

150

Laba Bersih Konsolidasi

5.215

4.980

5

Otomotif

Laba bersih dari bisnis otomotif Grup turun 10% menjadi Rp1,9 triliun, terutama disebabkan oleh penurunan volume penjualan mobil dan kenaikan biaya material pada bisnis manufaktur.

Penjualan mobil secara nasional turun 13% menjadi 254.000 unit. Namun, penjualan mobil Astra hanya menurun 5% menjadi 134.000 unit, sehingga pangsa pasar Astra meningkat dari 49% menjadi 53% pada kuartal pertama tahun 2019. Grup telah meluncurkan 6 model baru dan 2 model revamped selama periode ini.

Penjualan sepeda motor secara nasional meningkat 19% selama dua bulan pertama tahun 2019, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2018. Informasi terkait besarnya pasar sepeda motor nasional periode bulan Maret 2019 saat ini masih belum tersedia. Penjualan nasional PT Astra Honda Motor (AHM) meningkat 19% menjadi 1,3 juta unit. Grup telah meluncurkan 2 model baru dan 12 model revamped selama periode ini.

PT Astra Otoparts Tbk (AOP), bisnis komponen otomotif Grup, melaporkan peningkatan laba bersih 9% menjadi Rp159 miliar. Kenaikan laba bersih terutama karena kenaikan pendapatan dari pasar pabrikan otomotif (OEM/original equipment manufacturer), pasar suku cadang pengganti (REM/replacement market) dan segmen ekspor.

Jasa Keuangan

Laba bersih bisnis jasa keuangan Grup meningkat 32% menjadi Rp1,4 triliun, dengan peningkatan kontribusi dari sebagian besar segmen bisnis.

Jumlah pembiayaan pada bisnis pembiayaan konsumen Grup meningkat 5% menjadi Rp20,8 triliun. Kontribusi laba bersih dari perusahaan pembiayaan Grup yang fokus pada pembiayaan mobil meningkat 51% menjadi Rp340 miliar, terutama disebabkan oleh kenaikan tingkat pemulihan kerugian kredit bermasalah (NPL). Kontribusi laba bersih PT Federal International Finance (FIF) yang fokus pada pembiayaan sepeda motor meningkat 11% menjadi Rp604 miliar, terutama karena portofolio pembiayaan yang meningkat.

Total pembiayaan bisnis pembiayaan alat berat Grup meningkat 15% menjadi Rp974 miliar. Kontribusi laba bersih bisnis pembiayaan alat berat Grup meningkat 69% menjadi Rp27 miliar, yang mencerminkan meningkatnya pinjaman kepada pelanggan korporasi.

PT Bank Permata Tbk (Bank Permata), yang 44,6% sahamnya dimiliki Perseroan, mencatat kenaikan laba bersih yang signifikan menjadi Rp377 miliar dibandingkan dengan Rp164 miliar pada kuartal pertama tahun 2018, terutama karena kenaikan tingkat pemulihan kredit bermasalah. Rasio kredit bermasalah kotor (gross NPL) dan bersih (net NPL) bank masing-masing sebesar 3,8% dan 1,6% pada akhir Maret 2019, dibandingkan dengan 4,4% dan 1,7% pada akhir tahun 2018.

PT Asuransi Astra Buana (Asuransi Astra), perusahaan asuransi umum Grup, mencatat peningkatan laba bersih sebesar 9% menjadi Rp269 miliar, terutama disebabkan peningkatan hasil investasi. Pada periode yang sama, perusahaan patungan asuransi jiwa Grup, PT Astra Aviva Life (Astra Life) menambah lebih dari 170.000 nasabah baru asuransi jiwa perorangan dan 50.000 nasabah baru asuransi program kesejahteraan karyawan perusahaan.

Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi dan Energi

Laba bersih dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi Grup meningkat 20% menjadi Rp1,8 triliun.

PT United Tractors Tbk (UT), yang 59,5% sahamnya dimiliki Perseroan, melaporkan peningkatan laba bersih 21% menjadi Rp3,1 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan kinerja pada bisnis kontraktor penambangan dan kontribusi dari operasi penambangan emas yang diakuisisi pada bulan Desember 2018.

Pada bisnis mesin konstruksi, penjualan alat berat Komatsu meningkat 1% menjadi 1.181 unit, sementara pendapatan dari suku cadang dan jasa pemeliharaan juga meningkat. Bisnis kontrakor penambangan yang sepenuhnya dimiliki Grup, PT Pamapersada Nusantara (PAMA), mencatat kenaikan volume pengupasan lapisan tanah (overburden removal) sebesar 14% menjadi 235 juta bank cubic metres serta peningkatan produksi batu bara sebesar 15% menjadi 31 juta ton. Anak perusahaan batubara UT melaporkan penurunan penjualan batu bara sebesar 4% menjadi 2,5 juta ton, termasuk penjualan 325.000 ton coking coal dari PT Suprabari Mapanindo Mineral (SMM), yang 80,1% sahamnya dimiliki UT. PT Agincourt Resources, anak perusahaan yang 95% sahamnya dimiliki UT, melaporkan penjualan emas sebesar 97.000 ons pada kuartal pertama 2019.

Perusahaan kontraktor umum yang 50,1% sahamnya dimiliki UT, PT Acset Indonusa Tbk (Acset), melaporkan rugi bersih sebesar Rp91 miliar, dibandingkan dengan laba bersih sebesar Rp39 miliar yang dicatat pada kuartal pertama tahun lalu, terutama disebabkan oleh kenaikan biaya konstruksi dan pendanaan atas beberapa proyek yang sedang berjalan.

PT Bhumi Jati Power (BJP), yang 25% sahamnya dimiliki UT, sedang dalam proses konstruksi dua pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas masing-masing 1.000MW di Jawa Tengah, dan dijadwalkan mulai beroperasi pada tahun 2021.

Agribisnis

Laba bersih dari segmen agribisnis Grup turun sebesar 89% menjadi Rp30 miliar.

PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL) yang 79,7% sahamnya dimiliki Perseroan, melaporkan penurunan laba bersih 89% menjadi Rp37 miliar yang terutama disebabkan oleh penurunan harga minyak kelapa sawit sebesar 20% menjadi Rp6.252/kg dibandingkan dengan rata-rata pada kuartal pertama tahun 2018. Penurunan tersebut belum dapat diimbangi oleh kenaikan volume penjualan minyak kelapa sawit dan produk turunannya sebesar 25% menjadi 599.000 ton.

Infrastruktur dan Logistik

Divisi infrastruktur dan logistik Grup melaporkan laba bersih sebesar Rp16 miliar, dibandingkan dengan rugi bersih sebesar Rp23 miliar pada kuartal pertama 2018. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari operasional jalan tol.

Astra memiliki 302km konsesi jalan tol yang telah beroperasi di sepanjang jaringan Trans Jawa, dan 11km di Jabodetabek yang sedang dalam proses konstruksi. Pendapatan jalan tol pada PT Marga Mandalasakti (MMS), perusahaan operator jalan tol Tangerang-Merak sepanjang 72,5km, yang 79,3% sahamnya dimiliki Perseroan, meningkat sebesar 4% menjadi Rp263 miliar, sementara itu jalan tol Jombang-Mojokerto sepanjang 40,5km, yang sepenuhnya milik Perseroan dan telah beroperasi penuh pada Desember 2018, mencatat pendapatan tol Rp71 miliar pada kuartal pertama 2019. Pendapatan jalan tol Cikopo-Palimanan sepanjang 116,8km, yang 45% sahamnya dimiliki Perseroan, meningkat sebesar 18% menjadi Rp348 miliar. Jalan tol Semarang-Solo sepanjang 72,6km, yang 40% sahamnya dimiliki Grup dan beroperasi penuh pada Desember 2018, mencatat kenaikan pendapatan jalan tol menjadi Rp121 miliar.

Laba bersih PT Serasi Autoraya (SERA) turun 19% menjadi Rp47 miliar, terutama disebabkan oleh penurunan kontrak sewa kendaraan sebesar 2% menjadi 22.000 unit dan penurunan sebesar 2% pada penjualan mobil bekas menjadi 8.000 unit.

Teknologi Informasi

Laba bersih dari segmen teknologi informasi Grup mencatat penurunan 26% menjadi Rp20 miliar.

PT Astra Graphia Tbk (AG), yang 76,9% sahamnya dimiliki Perseroan, melaporkan penurunan laba bersih sebesar 26% menjadi Rp26 miliar yang disebabkan peningkatan biaya operasi meskipun pendapatan segmen bisnis solusi dokumen dan solusi perkantoran mengalami peningkatan.

Properti

Divisi properti Grup melaporkan laba bersih sebesar Rp15 miliar, dibandingkan dengan laba bersih sebesar Rp6 miliar pada kuartal pertama tahun lalu, terutama karena kenaikan laba bersih dari Menara Astra.

Proyek-proyek pengembangan properti yang dimiliki oleh Grup terdiri dari Arumaya di Jakarta Selatan dan Asya di Jakarta Timur, keduanya merupakan proyek residensial, serta proyek pengembangan residensial dan komersial seluas 3 hektar di Kawasan Pusat Bisnis Jakarta.

Aksi Korporasi Terbaru

Pada bulan Februari 2019, sebagai bagian dari kolaborasi antara Grup dan GOJEK, sebuah perusahaan patungan dibentuk untuk memberikan dukungan manajemen armada untuk sistem transportasi online GO-CAR di Indonesia. Kolaborasi strategis ini dilakukan menyusul tambahan investasi ekuitas US$100 juta oleh Grup di GOJEK pada bulan Januari 2019, sehingga total investasi Grup di GOJEK menjadi US$250 juta.

Prospek Bisnis

Kinerja Grup cukup baik pada kuartal pertama 2019, didukung oleh peningkatan kontribusi dari bisnis jasa keuangan dan bisnis kontraktor penambangan, serta kontribusi dari bisnis tambang emas yang baru diakuisisi. Untuk periode sepanjang tahun ini, Grup diperkirakan masih akan menikmati kenaikan kontribusi dari bisnis-bisnis tersebut, meskipun masih ada tantangan pada permintaan yang melemah dan persaingan yang ketat di pasar mobil serta penurunan harga komoditas.

Prijono Sugiarto

Presiden Direktur

24 April 2019

Untuk informasi lebih lanjut,mohon hubungi:

PT Astra International Tbk

Pongki Pamungkas, Chief of Corporate Affairs

Tel: + 62 – 21 – 508-43-888

Berita Lainnya:

Workshop Lingkungan Astra 2025: Sinergi Lingkungan dan Edukasi di Kampung Berseri Astra Cidadap
Workshop Lingkungan Astra 2025: Sinergi Lingkungan dan Edukasi di Kampung Berseri Astra Cidadap

24 Nov 2025

Indonesia Rescue Summit 2025: Astra Bersama Kementerian PMK Tingkatkan Kesiapsiagaan Hadapi Situasi Bencana di Indonesia
Indonesia Rescue Summit 2025: Astra Bersama Kementerian PMK Tingkatkan Kesiapsiagaan Hadapi Situasi Bencana di Indonesia

27 Nov 2025

Astra Dukung Pemberdayaan Ekonomi Desa Petani Kopi Garut
Astra Dukung Pemberdayaan Ekonomi Desa Petani Kopi Garut

12 Des 2025