Astra
Kinerja Keuangan Tahun 2015 Astra Internationalcatur-dharma

Kinerja Keuangan Tahun 2015 Astra International

11 menit membaca

15

Bagikan:

Kinerja Keuangan Tahun 2015 Astra International

25 Februari 2016
PT Astra International Tbk (Grup Astra dan Perseroan)Laporan Keuangan Tahun 2015

Ikhtisar

  • Laba bersih per saham menurun 25% menjadi Rp 357
  • Laba bersih sebelum penurunan nilai properti pertambangan batu bara menurun 20% menjadi sebesar Rp 16 triliun
  • Pasar otomotif melemah, meskipun pangsa pasar Astra tetap kuat
  • Posisi neraca keuangan yang kuat akan mendukung investasi ke depan

"Grup Astra mengalami tantangan bisnis sepanjang tahun 2015 dengan laba bersih sebelum penurunan nilai properti pertambangan batu bara menurun 20% menjadi sebesar Rp 16 triliun. Kami masih bersikap hati-hati terhadap prospek bisnis mendatang, namun dengan didukung kemampuan Perseroan menghasilkan kas yang baik serta neraca keuangan yang kuat, Perseroan terus berinvestasi bagi masa depan, dan siap memanfaatkan peluang dari setiap perbaikan kondisi ekonomi."

Prijono Sugiarto
Presiden Direktur

Kinerja Keuangan Konsolidasian

Untuk periode yang berakhir 31 Desember
2015
Rp miliar
2014*
Rp miliar
Perubahan
%
Pendapatan bersih 184.196 201.701 (9)
Laba bersih** 14.464 19.191 (25)
Rp Rp
Laba bersih per saham 357 474 (25)
31 Desember 2015
Rp miliar
31 Desember 2014*
Rp miliar
Perubahan
%
Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk*** 102.043 95.494 7
Rp Rp
Nilai aset bersih per saham*** 2.521 2.359 7

*Disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK 24 (revisi 2013) - Imbalan Kerja
** Laba bersih adalah laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk, yaitu pemegang saham Astra International.
*** Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan nilai aset bersih per saham didasarkan pada ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
Kinerja keuangan selama tahun 2015 yang berakhir pada 31 Desember 2015 dan 2014 serta posisi keuangan per 31 Desember 2015 dan 2014 disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan telah diaudit sesuai dengan standar audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.

Laporan Presiden Direktur

Tinjauan Kinerja

Sepanjang tahun 2015 Perseroan menghadapi pelemahan harga komoditas dan penurunan konsumsi domestik, sekaligus meningkatnya kompetisi dari sektor penjualan mobil, dan merosotnya kualitas kredit korporasi yang mengakibatkan penurunan kontribusi di semua segmen kecuali teknologi informasi.

Kinerja

Pendapatan bersih konsolidasian Astra menurun 9% menjadi Rp 184,2 triliun sepanjang tahun 2015, terutama disebabkan oleh penurunan di segmen otomotif, alat berat dan pertambangan, serta agribisnis. Laba bersih konsolidasian menurun 25% menjadi Rp 14,5 triliun. Tanpa memperhitungkan pembebanan biaya non kas atas penurunan nilai properti tambang batu bara pada tahun 2015 dan tahun-tahun sebelumnya, laba bersih Perseroan turun 20% menjadi Rp 16 triliun.

Nilai aset bersih per saham Grup tercatat sebesar Rp 2.521 pada 31 Desember 2015, meningkat 7% dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2014.

Nilai kas bersih secara keseluruhan, di luar Grup Jasa Keuangan, mencapai Rp 1 triliun, dibandingkan dengan utang bersih yang mencapai Rp 3,3 triliun pada akhir tahun 2014, karena arus masuk modal kerja yang kuat. Anak perusahaan Grup segmen Jasa Keuangan mencatat utang bersih sebesar Rp 44,6 triliun, dibandingkan dengan Rp 45,9 triliun pada akhir tahun 2014.

Dividen final Rp 113 per saham (tahun 2014: Rp 152 per saham) akan diusulkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang akan dilaksanakan pada April 2016. Dividen final yang diusulkan bersamaan dengan dividen interim sebesar Rp 64 per saham (tahun 2014: Rp 64 per saham) akan membuat total dividen tahun ini menjadi Rp 177 per saham (tahun 2014: Rp 216 per saham), mewakili rasio pembagian dividen sebesar 50% (tahun 2014: 46%).

Kegiatan Bisnis Grup Astra

Aktivitas bisnis Grup meliputi enam lini bisnis, yaitu otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis, infrastruktur, logistik dan lainnya serta teknologi informasi. Kontribusi dari enam lini bisnis tersebut terhadap laba bersih konsolidasian Astra International pada periode ini adalah sebagai berikut:

Laba bersih yang diatribusikan kepada PT Astra International Tbk

Untuk periode yang berakhir 31 Desember
2015
Rp Miliar
2014*
Rp Miliar
Perubahan
%
Otomotif 7.464 8.491 (12)
Jasa Keuangan 3.555 4.750 (25)
Alat Berat dan Pertambangan 2.342 3.263 (28)
Agribisnis 493 1.996 (75)
Infrastruktur, Logistik, dan Lainnya 406 491 (17)
Teknologi Informasi 204 200 2
Laba Bersih Konsolidasian 14.464 19.191 (25)

*Disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK 24 (revisi 2013)- Imbalan Kerja

Otomotif

Laba bersih dari Grup bisnis otomotif menurun 12% menjadi Rp 7,5 triliun.

Secara keseluruhan, lemahnya permintaan otomotif selama tahun 2015 disebabkan oleh perlambatan ekonomi. Selain itu, diskon harga di pasar mobil yang disebabkan oleh kelebihan kapasitas produksi terus memberikan dampak negatif terhadap laba bersih. Bisnis komponen otomotif juga memberikan kontribusi yang lebih rendah, disebabkan oleh berkurangnya volume dan pelemahan nilai tukar rupiah.

Penjualan mobil secara nasional menurun sebesar 16% menjadi 1.013.000 unit. Penjualan mobil Astra menurun sebesar 17% menjadi 510.000 unit, sehingga menyebabkan penurunan pangsa pasar dari 51% menjadi 50% sepanjang tahun 2015. Grup telah meluncurkan 17 model baru dan 13 model revamped selama periode ini.

Penjualan sepeda motor nasional menurun sebesar 18% menjadi 6,5 juta unit. Penjualan sepeda motor dari PT Astra Honda Motor (AHM) mengalami penurunan sebesar 12% menjadi 4,5 juta unit, sehingga pangsa pasarnya meningkat dari 64% menjadi 69%. AHM telah meluncurkan 9 model baru dan 8 model revamped selama periode ini.

Astra Otoparts, bisnis komponen Grup, mencatat penurunan laba bersih sebesar 63% menjadi Rp 319 miliar, yang disebabkan oleh menurunnya kontribusi dari bisnis manufaktur akibat penurunan di pasar OEM dan Rupiah yang makin melemah, meskipun ada sedikit peningkatan pendapatan dari pasar ekspor dan suku cadang.

Jasa Keuangan

Laba bersih bisnis jasa keuangan Grup menurun sebesar 25% menjadi Rp 3,6 triliun. Jika keuntungan (one-time gain) dari akuisisi 50% kepemilikan di PT Astra Aviva Life pada bulan Mei 2014 tidak diperhitungkan, laba bersih dari bisnis jasa keuangan menurun 18%. Kenaikan laba bersih PT Federal International Finance (FIF) dan PT Toyota Astra Financial Services diimbangi oleh penurunan kontribusi dari bisnis jasa keuangan lainnya.

Sektor bisnis pembiayaan konsumen menunjukkan penurunan total pembiayaan sebesar 6% menjadi Rp 61 triliun, termasuk melalui joint bank financing without recourse. PT Astra Sedaya Finance yang fokus pada pembiayaan roda empat mencatat penurunan laba bersih sebesar 17% menjadi Rp 969 miliar. Sementara itu, FIF yang fokus pada pembiayaan roda dua mencatat kenaikan laba bersih sebesar 15% menjadi Rp 1,5 triliun, yang diuntungkan dari kenaikan pangsa pasar dan diversifikasi produk.

Total pembiayaan yang dikucurkan oleh Grup pembiayaan alat berat meningkat 7% menjadi Rp 4 triliun.

PT Bank Permata Tbk, yang 44,6% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, mencatat penurunan laba bersih sebesar 84% menjadi Rp 247 miliar, seiring dengan meningkatnya provisi kerugian pengucuran kredit sebagai konsekuensi dari peningkatan kredit bermasalah menjadi 2,7% (tahun 2014: 1,7%), meskipun pendapatan bunga bersih tercatat meningkat 14%.

Perusahaan Grup asuransi, PT Asuransi Astra Buana, mencatat penurunan laba bersih sebesar 10% yaitu Rp 911 miliar yang disebabkan oleh penurunan laba dari investasi.

Perusahaan patungan bersama asuransi jiwa antara Grup Astra dan Aviva Plc, yang memasarkan produk dan jasa asuransinya dengan brand “Astra Life powered by Aviva”, telah berhasil menambahkan 28.500 nasabah asuransi jiwa perorangan dan lebih dari 180.000 nasabah asuransi untuk program kesejahteraan karyawan selama periode tersebut.

Alat Berat dan Pertambangan

Laba bersih Grup Astra dari segmen alat berat dan pertambangan menurun sebesar 28% menjadi Rp 2,3 triliun.

PT United Tractors Tbk (UT), yang 59,5% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, melaporkan laba bersih sebesar Rp 3,9 triliun, turun 28% terutama disebabkan oleh kenaikan kerugian penurunan nilai properti pertambangan dan pendapatan bersih yang menurun sebesar 7%, meskipun ada keuntungan dari pelemahan rupiah karena mayoritas laba bersih UT dan aset keuangannya dalam dolar AS.

Pada segmen usaha mesin konstruksi, pendapatan bersih mengalami penurunan sebesar 9%, karena penjualan alat berat Komatsu menurun 40% menjadi 2.124 unit, meskipun penurunan ini diimbangi oleh peningkatan pendapatan suku cadang. PT Pamapersada Nusantara (PAMA), anak perusahaan UT di bidang kontraktor penambangan batu bara, mengalami penurunan pendapatan bersih sebesar 9% karena kontrak produksi batu bara turun 4% menjadi 109 juta ton dengan penurunan kontrak pengupasan lapisan tanah (overburden removal) sebesar 5% menjadi 767 juta bank cubic metres.

Anak perusahaan UT di bidang pertambangan mencatat penurunan penjualan batu bara sebesar 18% menjadi 4,6 juta ton, dengan penurunan pendapatan bersih 18%. UT dan anak perusahaannya memiliki saham di sembilan tambang batu bara dengan perkiraan jumlah cadangan sebesar 395 juta ton.

UT telah selesai melakukan proses review atas nilai tercatat properti tambang batu bara akibat penurunan harga batu bara, dan telah melakukan penyesuaian terhadap nilai properti tambangnya pada akhir tahun 2015. Pengaruh penurunan nilai tersebut terhadap laba bersih United Tractors setelah dikurangi porsi pemegang saham minoritas dan pajak adalah sebesar Rp 2,6 triliun (2014: Rp 1,5 triliun). Keputusan melakukan penurunan nilai atas properti tambang batu bara tersebut mencerminkan kombinasi lemahnya kondisi pasar saat ini dan ketidakpastian waktu pemulihan kondisi pasar.

PT Acset Indonusa Tbk, perusahaan kontraktor umum yang baru diakuisisi 50,1% sahamnya oleh UT tahun 2015, melaporkan laba bersih sebesar Rp 42 miliar, dan mencatat penambahan kontrak baru senilai Rp 3,1 triliun sepanjang tahun 2015 dibandingkan dengan Rp 616 miliar pada tahun 2014.

Agribisnis

Laba bersih dari segmen agribisnis Grup sebesar Rp 493 miliar, mengalami penurunan 75%.

PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL), yang 79,7% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, membukukan laba bersih sebesar Rp 619 miliar, turun 75%. Harga rata-rata CPO mengalami penurunan sebesar 16% menjadi Rp 6.971/kg dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, sementara penjualan CPO menurun 24% menjadi 1 juta ton, sedangkan penjualan olein meningkat 62% menjadi 412.000 ton. Keuntungan dari pelemahan mata uang Rupiah terhadap pendapatan AAL yang terkait dengan mata uang dolar Amerika Serikat tidak mampu mengimbangi dampak kerugian yang timbul atas kewajiban moneternya dalam mata uang dolar Amerika Serikat.

Infrastruktur, Logistik dan Lainnya

Laba bersih segmen infrastruktur, logistik dan lainnya menurun sebesar 17% menjadi Rp 406 miliar, sebagian besar karena kerugian awal yang timbul dari dimulainya pengoperasian seksi 1 jalan tol Kertosono-Mojokerto, serta turunnya angka penyewaan mobil, namun sebagian penurunan tersebut terkompensasi oleh laba bersih yang berasal dari pengembangan properti.

PT Marga Mandala Sakti (MMS), operator jalan tol yang mengoperasikan jalur Tangerang-Merak sepanjang 72,5 km, yang 79,3% sahamnya dimiliki Perseroan, mencatat peningkatan volume trafik kendaraan sebesar 7% menjadi 46 juta kendaraan. Pembangunan konstruksi sepanjang 40,5 km di jalan tol Kertosono-Mojokerto yang berlokasi di dekat Surabaya terus berlanjut. Jalan tol seksi 1 sepanjang 14,7 km sudah mulai beroperasi pada bulan Oktober 2014, tahap selanjutnya diharapkan dapat beroperasi pada tahun ini atau 2017, bergantung pada selesainya proses pembebasan lahan. Pada bulan Juli 2015, Astratel mengakuisisi 25% kepemilikan pada jalan tol Semarang-Solo sepanjang 73 km. Seksi 1 dan 2, sepanjang 23 km, sudah beroperasi. Jika ditambahkan dengan kepemilikan 40% saham Astratel di jalan tol lingkar luar Kunciran- Serpong sepanjang 11,2 km, total jalan tol yang dimiliki Grup saat ini mencapai 197,2 km.

PAM Lyonnaise Jaya, perusahaan penyedia air bersih yang melayani wilayah barat Jakarta mengalami sedikit penurunan penjualan volume air bersih menjadi 160 juta meter kubik.

Pendapatan bersih PT Serasi Autoraya (SERA) mengalami penurunan 5% dan laba bersih menurun 68% menjadi Rp 51 miliar disebabkan oleh menurunnya jumlah kontrak sewa kendaraan di bisnis rental kendaraan TRAC sebesar 15% menjadi 25.000 unit.

Penjualan Anandamaya Residences, proyek residensial eksklusif berlokasi di pusat bisnis Jakarta, yang 60% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, masih memimpin dalam segi harga dan sangat diminati di pasar properti, dengan lebih dari 90% total 509 unit yang ada telah terjual. Anandamaya Residences dan Menara Astra diharapkan dapat rampung sesuai rencana pada tahun 2018.

Teknologi Informasi

Laba bersih dari segmen teknologi informasi naik sebesar 2% menjadi Rp 204 miliar.

PT Astra Graphia Tbk, yang 76,9% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, merupakan perusahaan yang aktif bergerak di bidang informasi dokumen dan solusi teknologi komunikasi serta agen tunggal penyalur peralatan kantor Fuji Xerox di Indonesia, melaporkan laba bersih sebesar Rp 265 miliar atau meningkat 2%. Tanpa memperhitungkan keuntungan (one-time gain) dari penjualan 51% saham di AGIT Monitise pada Juni 2014, laba bersih dari teknologi informasi meningkat 20% karena kenaikan pendapatan.

Prospek Bisnis

Grup Astra mengalami tantangan bisnis sepanjang tahun 2015 dengan laba bersih sebelum penurunan nilai properti pertambangan batu bara menurun 20% menjadi sebesar Rp 16 triliun. Kami masih bersikap hati-hati terhadap prospek bisnis mendatang, namun dengan didukung kemampuan Perseroan menghasilkan kas yang baik serta neraca keuangan yang kuat, Perseroan terus berinvestasi bagi masa depan, dan siap memanfaatkan peluang dari setiap perbaikan kondisi ekonomi.

Prijono Sugiarto
Presiden Direktur
25 Februari 2016

Untuk informasi lebih lanjut, mohon hubungi:
PT Astra International Tbk
Pongki Pamungkas, Chief of Corporate Communication, Social Responsibility and Security
Tel: + 62 - 21 - 6530 4956

Berita Lainnya:

Astra Half Marathon 2025 “Together in Motion” Ajak Ribuan Pelari Wujudkan Gaya Hidup Sehat dan Berkelanjutan
Astra Half Marathon 2025 “Together in Motion” Ajak Ribuan Pelari Wujudkan Gaya Hidup Sehat dan Berkelanjutan

30 Nov 2025

Astra Dukung Pemberdayaan Ekonomi Desa Petani Kopi Garut
Astra Dukung Pemberdayaan Ekonomi Desa Petani Kopi Garut

12 Des 2025

Astra dan Masyarakat Enggros Wujudkan Pemulihan Pesisir dan Pemberdayaan Kampung Adat Papua
Astra dan Masyarakat Enggros Wujudkan Pemulihan Pesisir dan Pemberdayaan Kampung Adat Papua

28 Nov 2025