Dalam dunia kerja modern yang kini semakin dinamis,
work life balance menjadi istilah yang sering dibicarakan. Walaupun sering terdengar, nyatanya tidak semua orang benar-benar memahami apa arti dari istilah ini dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menariknya, kini semakin banyak perusahaan yang menaruh perhatian besar pada isu ini. Mereka menyadari bahwa karyawan yang seimbang dalam hidupnya cenderung lebih sehat, loyal, dan produktif. Buatmu yang tertarik untuk tahu lebih banyak tentang istilah tersebut, simak artikel ini sampai akhir, ya.
BACA JUGA: 7 Prosedur Keselamatan Kerja, Langkah untuk Keamanan
Apa Itu Work Life Balance?
Secara sederhana, work life balance adalah istilah yang menggambarkan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Tentu kehidupan yang seimbang tidak hanya tentang kerja dan keluarga, tapi juga mencakup diri sendiri dan kehidupan sosial.
Dengan kata lain, istilah merujuk pada kondisi di mana seorang pekerja bisa mengatur dan membagi waktu antara tanggung jawab pekerjaan dengan kehidupan pribadinya. Apabila konsep ini diterapkan dengan baik, maka kamu bisa lebih produktif di tempat kerja.
Bukan hanya itu saja, kamu juga tetap bisa menikmati waktu luang bersama orang terdekat dan untuk diri sendiri. Termasuk waktu untuk menekuni hobi saat sudah mencapai work life balance.
Mengapa Work Life Balance Itu Penting?
Kamu mungkin bertanya-tanya mengapa work life balance itu penting. Jadi, dalam beberapa dekade terakhir, terjadi perubahan pola kerja, di mana kehadiran teknologi membuat para pekerja selalu terhubung dengan pekerjaan, termasuk di luar jam kerja.
Adanya tekanan untuk selalu produktif ini justru bisa menimbulkan stres, kelelahan, hingga menurunnya kesehatan mental. Apabila dibiarkan, tentu saja ketidakseimbangan ini akan berdampak buruk.
Menilik dari sisi individu, kamu bisa merasa cepat lelah, kehilangan motivasi, hingga mengalami burnout. Sedangkan dari sisi perusahaan, kondisi ini dapat menurunkan kinerja tim, meningkatkan turnover karyawan, sekaligus mengurangi daya saing perusahaan.
Di sinilah kemudian konsep work life balance memainkan peran penting. Dengan adanya keseimbangan, kamu bisa tetap produktif di tempat kerja tanpa mengorbankan waktu untuk keluarga, kesehatan, dan kehidupan pribadi.
Selain itu, kini banyak juga penelitian yang menunjukkan bahwa perusahaan yang mendukung keseimbangan kerja dan hidup karyawan biasanya memiliki tingkat retensi yang lebih tinggi dan reputasi yang lebih baik.
Contoh Work Life Balance di Perusahaan Besar
Bicara soal contoh work life balance, kamu bisa melihat berbagai praktik yang dilakukan oleh perusahaan besar di dunia maupun di Indonesia, seperti:
-
Fleksibilitas Waktu Kerja: Perusahaan memberikan opsi kerja fleksibel atau hybrid, sehingga karyawan dapat menyesuaikan jadwal dengan kebutuhan pribadi.
-
Kebijakan Cuti yang Adil: Tidak hanya cuti tahunan, tapi ada juga cuti untuk kondisi khusus, seperti cuti menstruasi, cuti melahirkan, cuti ulang tahun, dan lainnya.
-
Pengembangan Diri: Memberi akses pelatihan, workshop, hingga kesempatan karier yang mendukung pertumbuhan pribadi maupun profesional.
-
Kegiatan Engagement: Mengadakan acara internal yang dapat mempererat hubungan antarkaryawan, menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan, serta menurunkan tingkat stres.
Faktor yang Memengaruhi Work Life Balance
Sebenarnya, keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari dalam diri maupun lingkungan eksternal. Adapun berbagai faktor internal dan eksternal yang dapat memengaruhi work life balance seseorang adalah sebagai berikut.
1. Faktor Internal
-
Beban Kerja: Beban kerja yang terlalu berat dan tugas menumpuk dapat membuat energimu terkuras hingga merasa stres. Alhasil, kamu pun jadi sulit untuk fokus pada pekerjaan maupun kehidupan pribadi.
-
Tingkat Stres: Stres yang tinggi bisa membuatmu kelelahan, cemas, hingga depresi. Nantinya, kondisi ini juga dapat mengganggu kemampuanmu untuk fokus dan mengambil keputusan yang tepat, sehingga sulit mencapai work life balance.
-
Kepuasan Kerja: Apabila tidak puas dengan hasil kerja, kamu cenderung akan sulit untuk melepaskan diri dari pekerjaan saat di luar jam kerja. Pada akhirnya, perasaan tidak puas ini akan mengganggu kehidupan pribadi dan membuatmu terus-menerus memikirkan pekerjaan.
-
Keterampilan Manajemen Waktu: Manajemen waktu yang buruk kerap kali membuat seseorang kesulitan dalam menyeimbangkan waktu antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Saat tidak mampu mengatur waktu, kamu cenderung merasa terburu-buru, stres, serta tidak efektif dalam menyelesaikan tugas.
-
Batasan Pribadi: Kemampuanmu untuk menetapkan dan menegakkan batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi juga dapat memengaruhi work life balance. Jika kamu tidak bisa memisahkan pekerjaan dari kehidupan pribadi, maka akan sulit dalam mencapai keseimbangan yang sehat antara keduanya.
2. Faktor Eksternal
-
Budaya Perusahaan: Perusahaan yang peduli dengan keseimbangan pekerjaan dan kehidupan pribadi bisa membuatmu lebih mudah untuk mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadimu.
-
Dukungan Keluarga dan Teman: Keluarga dan teman yang baik juga dapat menjadi support system yang membantumu mengatasi stres.
-
Tuntutan Pekerjaan: Tak jarang, tuntutan pekerjaan yang berat juga dapat menyulitkanmu dalam mencapai work life balance. Contohnya, seperti jam kerja yang panjang, deadline yang ketat, hingga perjalanan dinas terlalu sering.
-
Kondisi Ekonomi: Masalah ekonomi bisa menyebabkan stres dan kecemasan, sehingga memengaruhi terciptanya keseimbangan antara pekerjaan dengan kehidupan sehari-hari. Sebab, kamu mungkin merasa perlu bekerja dengan waktu yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan.
Cara Mewujudkan Work Life Balance
Berikut ini adalah berbagai cara untuk mewujudkan work life balance yang bisa kamu terapkan.
1. Menetapkan Prioritas Pekerjaan
Kurangnya kontrol dalam pekerjaan adalah salah satu yang work life balance jadi tidak bisa tercapai. Oleh karena itu, salah satu kunci utama yang bisa diterapkan adalah menetapkan daftar prioritas tugas atau kegiatan yang perlu dilakukan.
Dalam hal ini, kamu bisa mencatat dan mendahulukan pekerjaan yang penting. Namun, jika pekerjaan yang diterima dirasa terlalu banyak dan melampaui batas kemampuan, tidak apa-apa bersikap realistis dengan meminta bantuan rekan kerja lain atau minta tambahan waktu untuk menyelesaikannya.
2. Jangan Menunda Pekerjaan
Ketika Anda terbiasa menunda-nunda pekerjaan, maka tugas akan terasa menumpuk di pikiran hingga begitu sulit dikerjakan. Adapun solusi yang bisa dilakukan adalah mulai dengan tugas yang mudah dan sederhana terlebih dahulu.
Jadi, kamu bisa selesaikan satu per satu sebelum lanjut ke tugas selanjutnya. Agar tidak bosan, kamu juga bisa memberi jeda waktu istirahat sekitar lima menit saat bekerja.
Satu yang perlu diingat adalah menunda pekerjaan tidak membuat pekerjaan tersebut selesai dengan sendirinya. Jadi, makin cepat kerjaan selesai, makin banyak juga waktu yang bisa dihabiskan untuk istirahat atau berkumpul bersama teman dan keluarga.
3. Tahu Kapan Harus Berhenti
Banyak pekerja yang memberikan seluruh energinya pada pekerjaan hingga tidak kenal waktu. Kondisi ini terjadi karena adanya tuntutan pekerjaan yang begitu berat atau tekanan untuk tetap bekerja setiap waktu, termasuk akhir pekan atau hari libur.
Akhirnya, energi pun habis dan kamu tidak punya waktu untuk menjalani kehidupan pribadi. Jika kamu sedang merasakan hal yang sama, cobalah berhenti, matikan notifikasi email kantor, dan luangkan waktu untuk merenung, "Apakah ini adalah cara menjalani hidup yang terbaik?".
Dengan begitu, kamu akan tahu kapan harus berhenti. Sebab, tidak semua pekerjaan harus diselesaikan di satu waktu yang sama.
4. Menjaga Komunikasi dengan Orang Terdekat
Cara selanjutnya adalah jangan lupa untuk tetap memprioritaskan waktu bersama dengan orang-orang terdekat, seperti keluarga, teman, atau pasangan. Disadari atau tidak, hal ini bisa menjadi salah satu cara yang efektif untuk rehat sebentar dari pekerjaan agar tidak stres dan burnout.
5. Mengutamakan Kesehatan Diri Sendiri
Tidak ada hal yang lebih penting dari kesehatan mental dan fisik diri sendiri. Jangan sampai kamu justru mengorbankan kesehatan hanya karena pekerjaan yang sebenarnya bisa ditunda.
Jadi, kamu perlu menjalani hidup sehat dengan olahraga secara rutin, tidur yang cukup dan teratur, konsumsi makanan sehat, serta menghindari konsumsi minuman beralkohol.
Wujudkan Work Life Balance dengan Seimbangkan Porsi Bekerja dan Kehidupan Sosialmu
Pada akhirnya, work life balance adalah kunci untuk menciptakan hidup yang lebih sehat, bahagia, dan produktif. Dengan adanya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, kamu dapat mengurangi stres, menjaga kesehatan mental, sekaligus memiliki waktu berkualitas bersama keluarga dan diri sendiri.
Kini, banyak perusahaan mulai memberikan perhatian serius pada isu ini karena mereka menyadari bahwa keseimbangan hidup karyawan berbanding lurus dengan kinerja dan loyalitas. Tentunya menerapkan keseimbangan ini bukan hanya tanggung jawab perusahaan, tetapi juga dirimu sendiri.
Dengan kesadaran dan langkah kecil yang konsisten, kamu bisa membangun work life balance yang lebih baik untuk masa depan lebih seimbang.
Astra melalui berbagai inisiatifnya, seperti Astra
Women Leaders Development Program, menjadi bukti nyata contoh
work life balance yang bisa kamu lihat langsung dari perusahaan besar di Indonesia. Jika tertarik ingin tahu lebih dalam tentang program tersebut, dapatkan informasinya hanya di halaman
Laporan Berkelanjutan Astra.