
Warisan ‘Hijau’ Bagi Generasi Penerus Bangsa
Cerita Menjelang Astra Green Run Bali
BALI – Tahukah Anda Indonesia kehilangan 684.000 hektare hutan setiap tahun? Tahukah Anda tebal es di kutub utara berkurang 8 meter setiap tahun? Tahukah Anda pada 2050 tebal es yang mencair dapat mencapai 16 meter per tahun?
Ratusan ribu hektare hutan yang hilang tersebut mulai dari tahun 2010-2015 menjadikan Indonesia berada di posisi kedua negara dengan kehilangan luas hutan tertinggi menurut data Food and Agriculture Organization Representative Indonesia.
Itulah beberapa pertanyaan yang perlu jawaban yang transparan dan aksi yang jelas bagi seluruh generasi di dunia agar manusia dan makhluk hidup lainnya bisa menapak ke tahun-tahun atau abad ke depannya. Salah satu dampak yang sudah terasa sekarang ini adalah perubahan iklim dan cuaca yang tiba-tiba dan tidak dapat diantisipasi dengan baik oleh masyarakat dunia.
Rasanya kita perlu mencurahkan perhatian kita pada hal-hal krusial tersebut. Bayangkan bumi pertiwi hijau yang kita cintai ini tiba-tiba berubah menjadi gersang, tanpa titik-titik hijau. Di manakah nanti anak cucu kita akan tinggal saat kita kehilangan seluruh daratan?
Semakin menipisnya lapisan es di kutub utara dan semakin berkurangnya hutan dunia dalam jumlah besar mengakibatkan semakin tingginya permukaan air laut. Ini hanyalah sebagian dari banyaknya dampak pencemaran di berbagai aspek lingkungan, mulai dari air, udara, dan tanah, akibat ulah sebagian manusia yang tidak bertanggungjawab. Inilah yang kita rasakan sehingga terjadi pemanasan global dan akhirnya menimbulkan efek rumah kaca.
Es Mencair
Menurut Panel Perubahan Iklim Antar-Pemerintah dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), salah satu penyebab mencairnya es di kutub utara adalah meningkatnya panas bumi sebesar 0, 85 derajat Celcius pada 2014.
Sebagai bagian dari gerakan mengatasi naiknya suhu bumi, Indonesia pada 2015 memberangkatkan dua anak muda untuk Ekspedisi Youth for Planet yang digagas PBB ke kutub utara. Mereka adalah Yohanes Kevin Hendrawan dan Nesha K. Ichida. Keduanya menjelajah kutub utara selama sekitar 12 hari dan menyaksikan langsung es yang mencair di sana.
Tak hanya persoalan melelehnya bagian utara bumi tersebut, daratan di berbagai belahan bumi pun turut mengalami gangguan keseimbangan lingkungan akibat apa yang terjadi pada hutan dunia, termasuk Indonesia. Berdasarkan data Forest Watch Indonesia, area hutan seluas tiga kali lapangan bola tersebut hilang setiap menitnya di Indonesia.
Secara keseluruhan, ada lebih dari 100 juta hektare hutan Indonesia yang perlu dihijaukan kembali. Bahkan menanam satu milyar pohon per tahun pun masih belum mencukupi kebutuhan penghijauan tersebut.
Seperti diungkapkan Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla pada Pekan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia ke-20 pada Juni 2016 lalu, sinergi antara masyarakat, pengusaha, dan lembaga swadaya masyarakat, serta pemerintah sangat diperlukan dalam upaya menjaga lingkungan yang lebih baik.
Astra untuk Indonesia Hijau
Sadar akan pentingnya melestarikan lingkungan hidup, PT Astra International Tbk beserta anak perusahaannya senantiasa berkomitmen menjaga dan memperkuat dukungan terhadap lingkungan dengan mengampanyekan program-program ramah lingkungan kepada masyarakat.
Sebagai bagian dari Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia, program Astra untuk Indonesia Hijau merupakan upaya pelestarian yang dilakukan Astra untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan dampak negative yang ditimbulkan, serta menjaga kestabilan lingkungan untuk menjadi tempat hidup.
Fokus program lingkungan yang dilakukan Astra berupa:
Hingga 2015, Grup Astra telah menanam 3.567.237 pohon, termasuk 5.000 pohon di antaranya merupakan hasil kerjasama dengan Green Radio dalam program adopsi pohon di Kampung Sarongge, Jawa Barat, dan 14.700 pohon dari kegiatan AGL 2015.
Lainnya, Astra telah ikut melestarikan mangrove dengan menanam 832.046 pohon mangrove.
Astra juga mengembangkan Astra Forest, 11 hutan kota, 10 taman kota, 4 Eco Edu River, dan 17 Bank Sampah yang bekerja sama dengan pemerintah dan stakeholder terkait.
Mendukung program pemerintah bagi lingkungan, Astra pun turut berperan aktif dalam pembangungan lima Ruang Publik Terpadu Ramah Anak.
Lari untuk Lingkungan
Peran Astra dalam mengajak masyarakat menghijaukan kembali Indonesia dilakukan dengan cara yang berbeda salah satunya melalui Astra Green Run (AGR) yang kini memasuki tahun penyelenggaraan ke-3.
Astra Green Run kembali hadir di Bali dan Jakarta pada 2 dan 16 Oktober 2016. Kegiatan ini tak hanya tertuju bagi para pecinta olahraga lari, namun juga bagi mereka yang ingin berpartisipasi menghijaukan lingkungan.
Mengusung tema “Lari untuk Lingkungan”, satu pendaftar AGR merepresentasikan satu pohon yang akan ditanam oleh Astra. Tercatat sudah 24.760 pelari yang berpartisipasi membuat Indonesia lebih hijau melalui AGR 2015 lalu.
Selain itu, para pendaftar yang mengumpulkan 10 botol plastik pada saat pengambilan race pack mendapatkan cashback Rp 50.000. Ini merupakan bentuk apresiasi kepada masyarakat yang sudah turut mengurangi sampah plastik.
Khusus AGR Bali, beberapa catatan positif perlu kita catat, seperti penambahan jumlah peserta dari 523 pelari pada tahun 2015 menjadi 750 pelari pada tahun 2016 yang berlangsung besok pagi.
Panitia memang membatasi peserta karena medan yang ditempuh melalui jalan desa, kampung, dan hutan sembari pelari menikmati budaya dan tari para penduduk desa Taro, salah satu desa tertua di Bali. Intinya, komitmen mereka untuk lingkungan juga meningkat seiring dengan penambahan jumlah peserta.
Pada dasarnya, pemeliharaan bumi dengan segala isinya bukan hanya tanggung jawab sekelompok orang semata, melainkan tanggung jawab bersama yang diemban oleh semua umat manusia di muka bumi. Maka dari itu, perlu adanya inisiatif untuk menggerakan masyarakat dalam menghijaukan bumi.
Tidak ada kata terlambat untuk mulai melakukan perubahan. Kalau bukan kita yang melestarikan lingkungan saat ini, siapa lagi? Apalah artinya warisan harta berlimpah bila tak ada bumi yang asri bagi anak cucu generasi penerus bangsa ini?
Inspirasi 60 Tahun Astra
Sepanjang perjalanannya sejak tahun 1957, Astra senantiasa mendedikasikan karyanya untuk kemajuan bangsa Indonesia, sejalan dengan filosofi perusahaan yang tertera dalam Catur Dharma.
Dalam rangka menuju perayaan Hari Ulang Tahun ke-60 Astra pada tahun 2017, Astra mengusung tema “Inspirasi 60 Tahun Astra” yang digambarkan melalui produk dan layanan karya anak bangsa, sumber daya manusia yang unggul, serta kontribusi sosial yang berkelanjutan bagi bangsa dan negara.
Pada prinsipnya, di mana pun instalasi Astra berada harus memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya, sesuai dengan butir pertama filosofi Catur Dharma Astra, yaitu “Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara”.
Bali, 1 Oktober 2016
PT Astra International Tbk
Yulian Warman
Head of Public Relations
Foto 1

Tarian tradisional Bali untuk menyemangati para pelari. Astra Green Run di Bali tahun 2015 lalu turut menyuarakan kampanye gaya hidup hijau sekaligus mengajak masyarakat untuk mencintai budaya bangsa.
Foto 2
Haroto Pusako, Astra Forest seluas 200 hektare merupakan kawasan konservasi keanekaragaman hayati yang dikembangkan menjadi area Eco Edu Tourism berbasis pemberdayaan masyarakat. Astra Forest terbentang di kawasan Resort Pemangkuan Hutan Babakan Madang, Sentul.
Foto 3

Aksi tanam 1.000 pohon di kawasan Hutan Taro, Tegallalang, Gianyar, yang merupakan wujud nyata tanggung jawab Grup Astra untuk melestarikan lingkungan hidup serta mendukung kampanye ramah lingkungan kepada masyarakat. Program ini merupakan kelanjutan acara Astra Green Run.
Foto 4

Grup Astra mengadopsi 1.000 pohon setiap tahunnya di Sarongge dan Desa Tunggilis, Cisarua, Jawa Barat. Hingga kini, lebih dari 6.000 pohon yang tumbuh hijau di lahan yang dulu gersang akibat penebangan pohon tahun 1998 dan 1999 lalu.

22 Des 2025

21 Nov 2025

10 Des 2025