
27 April 2015
PT Astra International Tbk (Perseroan)
Laporan Keuangan Kuartal 1 tahun 2015 Ikhtisar
"Walaupun kami menghadapi tantangan akibat penurunan pertumbuhan ekonomi, tertekannya pasar komoditas dan meningkatnya persaingan di sektor kendaraan roda empat, bisnis Astra tetap di posisi terdepan sebagai pilihan konsumen, didukung oleh neraca keuangan yang kuat."
Prijono Sugiarto
Presiden Direktur
27 April 2015
Untuk periode yang berakhir 31 Maret | ||||
2015 | 2014 | Perubahan | ||
Pendapatan bersih | 45,187 | 49,821 | (9) | |
Laba bersih* | 3,992 | 4,727 | (16) | |
Rp | Rp | |||
Laba bersih per saham | 99 | 117 | (16) | |
31 Maret 2015 Rp Miliar | 31 Desember 2014 Rp Miliar | Perubahan | ||
Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk** | 100,236 | 95,611 | 5 | |
Rp | Rp | |||
| 2,476 | 2,362 | 5 | |
* Laba bersih adalah laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk yaitu pemegang saham PT Astra International Tbk. ** Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan nilai aset bersih per saham didasarkan pada ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Kinerja keuangan selama tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2015 dan 2014, serta posisi keuangan per 31 Maret 2015 disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan tidak diaudit. Posisi keuangan per 31 Desember 2014 disusun berdasarkan Standard Akuntansi Keuangan di Indonesia dan telah diaudit sesuai dengan standar audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.
Penurunan kinerja bisnis Astra terutama disebabkan oleh menurunnya kontribusi dari divisi otomotif dan agribisnis
Pendapatan bersih konsolidasian Astra pada kuartal pertama tahun 2015 adalah sebesar Rp 45,2 triliun, menurun sebesar 9% dibandingkan kuartal pertama tahun 2014, terutama disebabkan oleh penurunan penjualan otomotif, agribisnis dan alat berat. Laba bersih konsolidasian menurun 16% menjadi Rp 4 triliun, yang mencerminkan penurunan kontribusi dari divisi agribisnis sebesar 80%, disebabkan oleh rendahnya harga CPO, dan penurunan dari divisi otomotif sebesar 21%, dimana sebagian penurunan tersebut diimbangi oleh kenaikan divisi teknologi informasi sebesar 42%, peningkatan 21% dari divisi jasa keuangan dan peningkatan 3% dari divisi alat berat dan pertambangan. Nilai aset bersih per saham tercatat sebesar Rp 2.476 pada 31 Maret 2015, meningkat sebesar 5% dibandingkan dengan akhir tahun 2014. Secara keseluruhan posisi kas bersih Astra, tidak termasuk anak-anak perusahaan divisi jasa keuangan mencapai Rp 1,3 triliun, dibandingkan dengan utang bersih sebesar Rp 3,3 triliun pada akhir tahun 2014. Bisnis jasa keuangan mencatat utang bersih sebesar Rp 45,5 triliun, dibandingkan dengan akhir tahun 2014 sebesar Rp 45,9 triliun.
Aktivitas bisnis Astra terbagi dalam enam lini bisnis, yaitu otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis, infrastruktur, logistik dan lainnya, serta teknologi informasi. Kontribusi dari enam lini bisnis tersebut terhadap laba bersih konsolidasian Astra di kuartal pertama tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Laba bersih yang diatribusikan kepada PT Astra International Tbk Untuk periode yang berakhir 31 Maret | |||
2015 | 2014 | Perubahan | |
Otomotif | 1,621 | 2,049 | (21) |
Jasa Keuangan | 1,191 | 981 | 21 |
Alat Berat dan Pertambangan | 983 | 959 | 3 |
Agribisnis | 124 | 625 | (80) |
Infrastruktur, Logistik, dan Lainnya | 36 | 87 | (59) |
Teknologi Informasi | 37 | 26 | 42 |
Laba Bersih Konsolidasian | 3,992 | 4,727 | (16) |
Otomotif
Laba bersih dari divisi otomotif mengalami penurunan sebesar 21% menjadi Rp 1,6 triliun.
Secara keseluruhan, lemahnya permintaan selama kuartal pertama disebabkan oleh lambatnya pertumbuhan ekonomi dan sedikitnya jumlah produk baru yang diluncurkan. Selain itu, persaingan diskon di pasar mobil yang dipicu oleh kelebihan kapasitas produksi pabrik berdampak negatif terhadap laba bersih bisnis ini. Bisnis komponen otomotif juga memberikan kontribusi yang rendah karena depresiasi Rupiah terhadap Dolar AS.
Penjualan mobil secara nasional menurun sebesar 14% menjadi 282.000 unit. Penjualan mobil Astra mengalami penurunan 21% menjadi 137.000 unit, sehingga mengakibatkan penurunan pangsa pasar menjadi 49% dari 53% pada kuartal pertama 2014. Sepanjang kuartal pertama tahun 2015, Astra telah mengeluarkan enam model baru dan empat model facelift. Penjualan sepeda motor nasional mengalami penurunan sebesar 19% menjadi 1,6 juta unit. Sementara itu, penjualan sepeda motor dari PT Astra Honda Motor (AHM) turun sebesar 13% menjadi 1,1 juta unit, dengan pangsa pasar sepeda motor Honda meningkat menjadi 68%. Selama kuartal pertama tahun 2015, AHM meluncurkan dua model baru. PT Astra Otoparts Tbk (AOP), grup manufaktur komponen otomotif, mengalami penurunan laba bersih 67% menjadi Rp 87 miliar karena volume dan margin manufaktur yang lebih rendah.
Jasa Keuangan
Laba bersih divisi jasa keuangan meningkat sebesar 21% menjadi Rp 1,2 triliun. Pertumbuhan laba bersih pada sebagian besar portofolio jasa keuangan, termasuk PT Asuransi Astra Buana, PT Bank Permata Tbk dan PT Federal International Finance (FIF) mengimbangi penurunan kontribusi dari PT Surya Artha Nusantara Finance dan PT Komatsu Astra Finance. Sektor pembiayaan konsumen menunjukkan aktivitas yang meningkat. Pembiayaan otomotif Astra mengalami peningkatkan pangsa pasar yang mendorong pertumbuhan jumlah pembiayaan sebesar 4% menjadi Rp 15,3 triliun, termasuk melalui joint financing without recourse bersama bank. PT Astra Sedaya Finance yang fokus pada pembiayaan kendaraan roda empat mencatat peningkatan laba bersih sebesar 11% menjadi Rp 291 miliar. Sementara itu, FIF yang fokus pada pembiayaan kendaraan roda dua melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 7% menjadi Rp 319 miliar.
Total pembiayaan yang dikucurkan melalui bisnis pembiayaan alat berat mengalami penurunan sebesar 6% menjadi Rp 878 miliar akibat melemahnya penjualan unit alat berat.
Bank Permata, yang 44,6% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, mencatat peningkatan laba bersih sebesar 54% menjadi Rp 567 miliar.
Asuransi Astra Buana mencatat peningkatan laba bersih yang disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari keuntungan investasi.
Dengan menggandeng Aviva Plc, perusahaan asuransi jiwa baru Grup Astra dengan nama "Astra Life powered by Aviva", mencatatkan hasil yang sesuai harapan di kuartal pertama tahun 2015.
Alat Berat dan Pertambangan
Laba bersih divisi alat berat dan pertambangan meningkat sebesar 3% menjadi Rp 983 miliar.
Pendapatan bersih PT United Tractors Tbk (UT), yang 59,5% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, menurun 9%, tetapi laba bersihnya justru meningkat 4% menjadi Rp 1,6 triliun yang diuntungkan oleh depresiasi Rupiah terhadap Dolar AS.
Pada segmen usaha mesin konstruksi, pendapatan bersih mengalami penurunan sebesar 12%. Hal tersebut merefleksikan adanya penurunan penjualan alat berat Komatsu sebesar 37% menjadi 763 unit, yang sebagian diimbangi oleh peningkatan pendapatan suku cadang.
PT Pamapersada Nusantara (PAMA), anak perusahaan UT di bidang kontraktor penambangan batu bara, mengalami penurunan pendapatan bersih sebesar 13% karena kontrak produksi batu bara menurun 8% menjadi 27 juta ton, sedangkan kontrak pengupasan lapisan tanah (overburden removal) menurun sebesar 15% menjadi 174 juta bank cubic metres diakibatkan oleh stripping ratio yang menurun.
Di tengah menurunnya harga jual rata-rata batu bara sebesar 16%, anak perusahaan UT di bidang pertambangan justru mencatat kenaikan volume penjualan batu bara 4% menjadi 1,7 juta ton, sehingga hal ini menopang pertumbuhan pendapatan bersih sebesar 2%. United Tractors dan anak perusahaannya memiliki kepemilikan di sembilan tambang batu bara dengan perkiraan jumlah cadangan sebesar 404 juta ton.
UT telah menyelesaikan akuisisi 40% saham PT Acset Indonusa Tbk pada kuartal pertama tahun 2015 dan berencana melanjutkan akuisisi 10,1% saham. Acset Indonusa adalah perusahaan yang aktif dalam kegiatan konstruksi yang meliputi pekerjaan pondasi, sipil dan desain hingga mekanikal dan rekayasa, pemipaan dan finishing. Pada kuartal pertama, kontribusi Acset Indonusa belum signifikan.
Agribisnis
Laba bersih divisi agribisnis turun 80% menjadi Rp 124 miliar.
PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL), yang 79,7% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, membukukan laba bersih sebesar Rp 156 miliar, turun 80%. Rata-rata harga CPO mengalami penurunan sebesar 12% menjadi Rp 7.839/kg, sementara penjualan CPO menurun 18% menjadi 258.000 ton, sedangkan penjualan olein meningkat 46% menjadi 60.000 ton.
Infrastruktur, Logistik dan Lainnya
Laba bersih divisi infrastruktur, logistik dan lainnya menurun sebesar 59% menjadi Rp 36 miliar, sebagian besar karena kerugian awal yang timbul dari pengoperasian seksi 1 jalan tol Kertosono – Mojokerto dan berkaitan dengan amortisasi konsesi.
PT Marga Mandala Sakti (MMS), operator jalan tol yang mengoperasikan jalur Tangerang – Merak sepanjang 72,5 km, yang 79,3% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, mencatat peningkatan volume trafik kendaraan sebesar 9% menjadi 11 juta kendaraan dan peningkatan tarif rata-rata sebesar 2%. Pembangunan konstruksi sepanjang 40,5 km di jalan tol Kertosono – Mojokerto yang berlokasi di dekat Surabaya masih terus berlanjut. Seksi 1, sepanjang 14,7 km sudah mulai beroperasi pada bulan Oktober 2014, dan tahap berikutnya diharapkan bisa beroperasi pada tahun 2015, menunggu selesainya proses pembebasan lahan. Ditambah dengan jalan tol lingkar luar Kunciran - Serpong sepanjang 11,2 km yang 40% sahamnya dimiliki oleh PT Astratel Nusantara, total jalan tol yang dimiliki Astra saat ini adalah 124,2 km.
Pendapatan PT Serasi Autoraya (SERA) mengalami penurunan disebabkan oleh menurunnya jumlah kontrak sewa kendaraan sebesar 7% di bisnis rental kendaraan TRAC menjadi 29.000 unit dan turunnya penjualan mobil bekas. Laba bersih SERA mengalami penurunan sebesar 58% menjadi Rp 17 miliar.
PAM Lyonnaise Jaya, yang mengoperasikan sistem utilitas air di wilayah sebelah barat Jakarta, mengalami penurunan volume penjualan air sebesar 2% menjadi 37 juta kubik meter.
Penjualan Anandamaya Residences, proyek residensial eksklusif yang berlokasi di pusat bisnis Jakarta, yang 60% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, terus berlanjut memimpin pasar dari segi harga dan minat pembeli, dibuktikan dengan jumlah booking unit yang sudah mendekati 90%.
Teknologi Informasi
Laba bersih dari Divisi Teknologi Informasi tumbuh sebesar 42% menjadi Rp 37 miliar.
PT Astra Graphia Tbk (AG), yang 76,9% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, merupakan perusahaan yang bergerak di bidang solusi bisnis berbasis dokumen, teknologi informasi dan komunikasi serta agen tunggal Fuji Xerox di Indonesia. Astra Graphia melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 42% menjadi Rp 48 miliar.
Prospek Bisnis
Walaupun kami menghadapi tantangan akibat penurunan pertumbuhan ekonomi, tertekannya pasar komoditas dan meningkatnya persaingan di sektor kendaraan roda empat, bisnis Astra tetap di posisi terdepan sebagai pilihan konsumen, didukung oleh neraca keuangan yang kuat.
Prijono Sugiarto
Presiden Direktur
27 April 2015
Untuk informasi lebih lanjut, mohon hubungi:
Pongki Pamungkas, Chief of Corporate Communication, Social Responsibility and Security
PT Astra International Tbk
Tel: + 62 – 21 – 6530 4956

16 Des 2025

21 Nov 2025

28 Nov 2025