Astra
LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2020catur-dharma

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2020

13 menit membaca

43

Bagikan:

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2020

25 Februari 2021
PT ASTRA INTERNATIONAL TBK (Perseroan atau Astra)
LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2020

Ikhtisar

  • Laba bersih per saham menurun 53% (belum termasuk keuntungan dari penjualan saham Bank Permata)
  • Penjualan mobil menurun 50% dengan pangsa pasar sedikit menurun, sementara penjualan sepeda motor menurun 41% dengan pangsa pasar yang meningkat
  • Peningkatan provisi kerugian kredit pada bisnis jasa keuangan
  • Penurunan harga batu bara memengaruhi penjualan alat berat dan volume kontraktor penambangan
  • Agribisnis diuntungkan oleh harga minyak kelapa sawit yang lebih tinggi
  • Posisi neraca keuangan dan pendanaan yang kuat

“Pendapatan dan laba bersih grup Astra (Grup) pada tahun 2020 menurun akibat dampak dari pandemi COVID-19 dan upaya penanggulangannya. Grup terus beroperasi di tengah kondisi yang menantang, dan masih terdapat ketidakpastian mengenai kapan pandemi akan berakhir. Kami memperkirakan kondisi ini akan berlangsung selama beberapa waktu dan masih terlalu dini untuk memprediksi dampak pandemi terhadap kinerja Grup pada tahun 2021. Pada masa yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian ini, saya ingin berterima kasih kepada segenap karyawan kami atas kerja keras, dedikasi, dan profesionalisme mereka."


Djony Bunarto Tjondro
Presiden Direktur

Kinerja Keuangan Konsolidasi

Untuk tahun yang berakhir 31 Desember

2020

Rp miliar

2019

Rp miliar

Perubahan

%

Pendapatan bersih

175.046

237.166

(26)

Laba bersih (belum termasuk keuntungan penjualan saham Bank Permata)

10.283

21.707

(53)

Laba bersih

16.164

21.707

(26)

Rp

Rp

Laba bersih per saham (belum termasuk keuntungan penjualan saham Bank Permata)

255

536

(53)

Laba bersih per saham

399

536

(26)

31 Desember 2020

Rp miliar

31 Desember 2019

Rp miliar

Perubahan

%

Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk

155.662

147.847

5

Rp

Rp

Nilai aset bersih per saham

3.845

3.652

5

Kinerja keuangan yang berakhir pada 31 Desember 2020 dan 2019 serta posisi keuangan per 31 Desember 2020 dan 2019 telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan telah diaudit sesuai dengan standar audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.

LAPORAN PRESIDEN DIREKTUR

Kinerja
Pendapatan bersih konsolidasian Grup pada tahun 2020 sebesar Rp175,0 triliun, menurun 26% dibandingkan dengan tahun lalu. Laba bersih, setelah memasukkan keuntungan dari penjualan saham Bank Permata, mencapai Rp16,2 triliun, menurun 26% dibandingkan tahun 2019. Tanpa memasukkan keuntungan dari penjualan tersebut, laba bersih Grup menurun 53% menjadi Rp10,3 triliun, terutama karena dampak pandemi COVID-19 dan langkah- langkah penanggulangannya yang menyebabkan penurunan kinerja divisi otomotif, alat berat dan pertambangan, dan jasa keuangan Grup.

Nilai aset bersih per saham pada 31 Desember 2020 sebesar Rp3.845, meningkat 5% dibandingkan posisi pada 31 Desember 2019.

Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup, mencapai Rp7,3 triliun pada 31 Desember 2020, dibandingkan utang bersih sebesar Rp22,2 triliun pada akhir tahun 2019, setelah diterimanya hasil penjualan saham Bank Permata pada bulan Mei 2020. Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup menurun dari Rp45,8 triliun pada akhir tahun 2019 menjadi Rp39,2 triliun pada 31 Desember 2020.

Dividen final sebesar Rp87 per saham (2019: Rp157 per saham) akan diusulkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan pada bulan April 2021. Usulan dividen final tersebut dan dividen interim Rp27 per saham (2019: Rp57 per saham) yang telah dibagikan pada bulan Oktober 2020, akan menjadikan total dividen pada tahun 2020 sebesar Rp114 per saham (2019: Rp214 per saham).

Kegiatan Bisnis
Laba bersih Grup pada tahun 2020 lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laba bersih yang diatribusikan kepada pemegang saham Astra dari tiap-tiap divisi bisnis adalah sebagai berikut:

Laba Bersih yang Diatribusikan Kepada PT Astra International Tbk

Untuk tahun yang berakhir 31 Desember

2020

Rp miliar

2019

Rp miliar

Perubahan

%

Otomotif

2.705

8.396

(68)

Jasa Keuangan

3.310

5.864

(44)

Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi dan Energi

3.430

6.711

(49)

Agribisnis

664

168

295

Infrastruktur dan Logistik

45

292

(85)

Teknologi Informasi

36

193

(81)

Properti

93

83

12

Laba bersih konsolidasian (belum termasuk keuntungan penjualan saham Bank Permata)

10.283

21.707

(53)

Keuntungan penjualan saham Bank Permata

5.881

-

N/A

Laba bersih konsolidasian

16.164

21.707

(26)

Otomotif
Laba bersih divisi otomotif Grup menurun 68% menjadi Rp2,7 triliun, hal tersebut mencerminkan penurunan volume penjualan secara signifikan. Setelah mengalami kerugian bersih pada kuartal kedua, divisi otomotif Grup kembali mencatatkan keuntungan pada semester kedua tahun 2020, setelah adanya pelonggaran penerapan langkah-langkah penanggulangan pandemi. Berikut adalah ikhtisarnya:

  • Penjualan mobil nasional menurun 48% menjadi 532.000 unit pada tahun 2020 (sumber: Gaikindo). Penjualan mobil Astra pada periode tersebut menurun 50%menjadi 270.000 unit, yang mencerminkan pangsa pasar yang sedikit menurun. Sebanyak 16 model baru dan 18 model revamped telah diluncurkan pada tahun 2020.

  • Penjualan sepeda motor secara nasional menurun 44% menjadi 3.663.000 unit pada tahun 2020 (sumber: Kementerian Perindustrian). Penjualan Astra atas sepeda motor Honda menurun 41% menjadi 2.892.000 unit, yang menggambarkan peningkatan pangsa pasar. Sebanyak lima model baru dan 11 model revamped telah diluncurkan pada tahun 2020.

  • Bisnis komponen otomotif Grup dengan kepemilikan 80%, PT Astra Otoparts Tbk (AOP), mencatatkan penurunan laba bersih dari Rp740 miliar menjadi Rp2 miliar pada tahun 2020, terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan dari segmen pabrikan, pasar suku cadang pengganti dan segmen ekspor.

Jasa Keuangan
Laba bersih bisnis jasa keuangan Grup menurun 44% menjadi Rp3,3 triliun pada tahun 2020, terutama disebabkan oleh peningkatan provisi guna menutupi peningkatan kerugian kredit bermasalah pada bisnis pembiayaan konsumen dan alat berat. Berikut adalah ikhtisarnya:

  • Nilai pembiayaan baru pada bisnis pembiayaan konsumen Grup menurun 23% menjadi Rp67 triliun. Kontribusi laba bersih dari Grup perusahaan yang fokus pada pembiayaan mobil menurun 46% menjadi Rp803 miliar, sementara kontribusi laba bersih dari PT Federal International Finance (FIF) yang fokus pada pembiayaan sepeda motor menurun 42% menjadi Rp1,5 triliun.

  • Total pembiayaan baru yang disalurkan oleh unit usaha Grup yang fokus pada pembiayaan alat berat turun sebesar 17% menjadi Rp3,6 triliun. Kontribusi laba bersih dari divisi ini menurun 59% menjadi Rp40 miliar.

  • PT Asuransi Astra Buana (Asuransi Astra), perusahaan asuransi umum Grup, mencatat penurunan laba bersih sebesar 16% menjadi Rp912 miliar, terutama disebabkan penurunan underwriting income. Perusahaan asuransi jiwa Grup, Astra Life, mencatatkan premi kotor (gross written premium) sebesar Rp3,8 triliun pada tahun 2020, meningkat 11% dibandingkan tahun sebelumnya.

  • Pada bulan November, Grup mengakuisisi tambahan 49,99% saham PT Astra Aviva Life (yang selanjutnya disebut PT Asuransi Jiwa Astra) dari Aviva International Holdings Limited, sehingga kepemilikan Grup menjadi 99,99%.

Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi dan Energi
Laba bersih Grup dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi menurun sebesar 49% menjadi Rp3,4 triliun, terutama disebabkan oleh penjualan alat berat dan volume kontrak penambangan yang lebih rendah, akibat melemahnya harga batu bara hampir sepanjang tahun. Berikut adalah ikhtisarnya:

  • PT United Tractors Tbk (UT), yang 59,5% sahamnya dimiliki Perseroan, melaporkan penurunan laba bersih sebesar 47% menjadi Rp6.0 triliun.

  • Penjualan alat berat Komatsu menurun 47% menjadi 1.564 unit. Pendapatan dari suku cadang dan jasa pemeliharaan juga menurun.

  • Bisnis kontraktor penambangan, PT Pamapersada Nusantara (PAMA), mencatat penurunan volume pengupasan lapisan tanah (overburden removal) sebesar 17% menjadi 825 juta bank cubic metres dan penurunan produksi batu bara sebesar 13% menjadi 115 juta ton.

  • PT United Tractors Tbk (UT), yang 59,5% sahamnya dimiliki Perseroan, melaporkan penurunan laba bersih sebesar 47% menjadi Rp6.0 triliun.

  • Penjualan alat berat Komatsu menurun 47% menjadi 1.564 unit. Pendapatan dari suku cadang dan jasa pemeliharaan juga menurun.

  • Bisnis kontraktor penambangan, PT Pamapersada Nusantara (PAMA), mencatat penurunan volume pengupasan lapisan tanah (overburden removal) sebesar 17% menjadi 825 juta bank cubic metres dan penurunan produksi batu bara sebesar 13% menjadi 115 juta ton.

  • Anak perusahaan UT di bidang pertambangan melaporkan peningkatan penjualan batu bara sebesar 9% menjadi 9,3 juta ton, termasuk penjualan 1,9 juta ton coking coal, namun kinerja bisnis ini terpengaruh oleh harga batu bara yang lebih rendah.

  • PT Agincourt Resources, anak perusahaan yang 95% sahamnya dimiliki UT, melaporkan penurunan penjualan emas sebesar 22% menjadi 320.000 ons.

  • Perusahaan kontraktor umum yang 64,8% sahamnya dimiliki UT, PT Acset Indonusa Tbk (Acset), melaporkan rugi bersih sebesar Rp1,3 triliun, terutama karena perlambatan penyelesaian beberapa proyek yang sedang berjalan dan berkurangnya pekerjaan konstruksi proyek selama masa pandemi COVID-19.

  • PT Bhumi Jati Power, yang 25% sahamnya dimiliki UT, sedang dalam proses konstruksi dua pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas masing-masing 1.000MW di Jawa Tengah. Penyelesaian proses konstruksi telah mencapai 97% pada bulan Desember 2020.

Agribisnis
Laba bersih dari divisi agribisnis Grup mencapai Rp664 miliar, meningkat secara signifikan dibandingkan laba bersih pada tahun 2019, terutama karena harga minyak kelapa sawit yang lebih tinggi. Berikut adalah ikhtisarnya:

  • PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL) yang 79,7% sahamnya dimiliki Perseroan, melaporkan peningkatan laba bersih dari Rp211 miliar menjadi Rp833 miliar, terutama disebabkan oleh harga minyak kelapa sawit yang lebih tinggi, sebesar 28% menjadi Rp8.545/kg.

  • Volume penjualan minyak kelapa sawit dan produk turunannya menurun sebesar 14% menjadi 2 juta ton.

Infrastruktur dan Logistik
Divisi infrastruktur dan logistik Grup mencatatkan penurunan laba bersih dari Rp292 miliar menjadi Rp45 miliar pada tahun 2020, disebabkan oleh penurunan pendapatan jalan tol dan penurunan marjin operasi pada PT Serasi Autoraya (SERA). Berikut adalah ikhtisarnya:

  • Astra mempunyai kepemilikan saham di 358km ruas jalan tol yang telah beroperasi sepanjang jaringan jalan tol Trans-Jawa dan tol Lingkar Luar Jakarta.

  • Konsesi jalan tol Grup mengalami penurunan volume lalu lintas sebesar 12%.

  • Laba bersih SERA menurun sebesar 55% menjadi Rp113 miliar, terutama karena marjin operasi yang lebih rendah dari bisnis penyewaan mobil dan penurunan volume penjualan mobil bekas, walaupun jumlah kontrak sewa kendaraan naik sebesar 2% menjadi 23.000 unit.

  • Pada bulan November, Grup mengakuisisi 100% saham di PT Jakarta Marga Jaya yang merupakan pemilik 35% saham PT Marga Lingkar Jakarta, operator tol Kebon Jeruk-Ulujami sepanjang 7,7km, bagian dari tol Lingkar Luar Jakarta I.

Teknologi Informasi
Laba bersih dari divisi teknologi informasi Grup menurun 81% menjadi Rp36 miliar, terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan dari bisnis solusi dokumen dan layanan perkantoran PT Astra Graphia Tbk (AG), yang 76,9% sahamnya dimiliki Perseroan.

Properti
Divisi properti Grup melaporkan peningkatan laba bersih dari Rp83 miliar menjadi Rp93 miliar, terutama karena tingkat hunian yang lebih tinggi di Menara Astra dan pengakuan laba dari proyek pengembangan Asya Residences.

Prospek Bisnis
Pendapatan dan laba bersih Grup pada tahun 2020 menurun akibat dampak dari pandemi COVID-19 dan upaya penanggulangannya. Grup terus beroperasi di tengah kondisi yang menantang, dan masih terdapat ketidakpastian mengenai kapan pandemi akan berakhir. Kami memperkirakan kondisi ini akan berlangsung selama beberapa waktu dan masih terlalu dini untuk memprediksi dampak pandemi terhadap kinerja Grup pada tahun 2021.

Djony Bunarto Tjondro Presiden Direktur
25 Februari 2021


Untuk informasi lebih lanjut,mohon hubungi:
PT Astra International Tbk
Riza Deliansyah, Chief of Corporate Affairs
Tel: + 62 – 21 – 508-43-888

-Selesai-

Tentang Astra

PT Astra International Tbk didirikan di Jakarta pada tahun 1957 sebagai sebuah perusahaan perdagangan umum dengan nama Astra International Inc. Pada tahun 1990, dilakukan perubahan nama menjadi PT Astra International Tbk, dalam rangka penawaran umum perdana saham Perseroan kepada masyarakat, yang dilanjutkan dengan pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan kode saham ASII.

Astra telah mengembangkan bisnisnya dengan menerapkan model bisnis yang berbasis sinergi dan terdiversifikasi pada tujuh divisi usaha, terdiri dari: 1) Otomotif, 2) Jasa Keuangan, 3) Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi & Energi, 4) Agribisnis, 5) Infrastruktur dan Logistik, 6) Teknologi Informasi dan 7) Properti.

Kegiatan operasional bisnis Grup Astra yang tersebar di seluruh Indonesia dikelola melalui lebih dari 238 perusahaan, termasuk anak perusahaan, ventura bersama dan entitas asosiasi, serta didukung oleh lebih dari 187.000 karyawan, berdasarkan data per Desember 2020.

Sebagai salah satu grup usaha terbesar nasional saat ini, Astra telah membangun reputasi yang kuat melalui penawaran rangkaian produk dan layanan berkualitas, dengan memperhatikan pelaksanaan tata kelola perusahaan dan tata kelola lingkungan yang baik. Astra senantiasa beraspirasi untuk menjadi perusahaan kebanggaan bangsa yang berperan serta dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Oleh karena itu, kegiatan bisnis Astra berupaya menerapkan perpaduan yang berimbang dalam aspek komersial bisnis dan sumbangsih non-bisnis melalui 9 yayasan yang dibinanya, juga melalui beragam program tanggung jawab sosial berkelanjutan Astra Untuk Indonesia Sehat, Astra Untuk Indonesia Cerdas, Astra Untuk Indonesia Hijau and Astra Untuk Indonesia Kreatif.

Astra menginisiasi program Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards yang tahun ini memasuki tahun kesebelas dan telah mengapresiasi 397 anak muda, yang terdiri dari 70 penerima tingkat nasional dan 327 penerima tingkat provinsi di lima bidang, yakni Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi. Beberapa penerima apresiasi tersebut telah dikolaborasikan oleh Astra dengan 116 Kampung Berseri Astra dan 755 Desa Sejahtera Astra di 34 provinsi di seluruh Indonesia.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.astra.co.id & www.satu-indonesia.com, serta ikuti kegiatan Astra melalui Instagram (@satu_indonesia), YouTube (SATU Indonesia), Facebook (Semangat Astra Terpadu) dan Twitter (@satu_indonesia).

Berita Lainnya:

Workshop Lingkungan Astra 2025: Sinergi Lingkungan dan Edukasi di Kampung Berseri Astra Cidadap
Workshop Lingkungan Astra 2025: Sinergi Lingkungan dan Edukasi di Kampung Berseri Astra Cidadap

24 Nov 2025

Astra Salurkan Bantuan Penanganan Bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat
Astra Salurkan Bantuan Penanganan Bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat

10 Des 2025

Perempuan Astra Dukung Pemberdayaan Perempuan Pesisir dalam Peringatan Hari Ibu 2025
Perempuan Astra Dukung Pemberdayaan Perempuan Pesisir dalam Peringatan Hari Ibu 2025

16 Des 2025