
27 Februari 2020
PT ASTRA INTERNATIONAL TBK (Perseroan)
LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2019
Ikhtisar
“Kinerja Grup selama tahun 2019 terimbas pelemahan konsumsi domestik dan rendahnya harga-harga komoditas, tetapi diuntungkan oleh peningkatan kinerja dari bisnis jasa keuangan dan kontribusi dari tambang emas Grup yang baru diakuisisi. Prospek pada tahun 2020 masih menantang yang disebabkan ketidakpastian kondisi makro eksternal, kompetisi di pasar mobil serta harga-harga komoditas yang lemah. Meskipun demikian, kami yakin bahwa Grup berada pada posisi yang baik untuk memanfaatkan momentum dari setiap perbaikan kondisi ekonomi.”
Prijono Sugiarto
Presiden Direktur
Kinerja Keuangan Konsolidasi
|
|
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember |
||
|
2019 Rp miliar |
2018 Rp miliar |
Perubahan % |
|
|
Pendapatan bersih |
237.166 |
239.205 |
(1) |
|
Laba bersih* |
21.707 |
21.673 |
0 |
|
|
Rp |
Rp |
|
|
Laba bersih per saham |
536 |
535 |
0 |
|
|
31 Desember 2019 Rp miliar |
31 Desember 2018 Rp miliar |
Perubahan % |
|
Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk** |
147.847 |
136.947 |
8 |
|
|
Rp |
Rp |
|
|
Nilai aset bersih per saham** |
3.652 |
3.383 |
8 |
* Laba bersih adalah laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk, yaitu pemegang saham Astra International.
** Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan nilai aset bersih per saham didasarkan pada ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
Kinerja keuangan yang berakhir pada 31 Desember 2019 dan 2018 serta posisi keuangan per 31 Desember 2019 dan 2018 telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan telah diaudit sesuai dengan standar audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.
LAPORAN PRESIDEN DIREKTUR
Tinjauan Kinerja
Laba bersih Grup stabil, dengan penurunan kontribusi dari divisi agribisnis dan otomotif, yang mengurangi peningkatan kontribusi dari divisi jasa keuangan dan usaha tambang emas Grup.
Kinerja
Pendapatan bersih konsolidasian Grup pada tahun 2019 menurun 1% menjadi Rp237,2 triliun, yang terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan dari divisi otomotif dan agribisnis, yang mana penurunan tersebut lebih besar daripada peningkatan pendapatan dari divisi jasa keuangan serta infrastruktur dan logistik.
Laba bersih Grup mencapai Rp21,7 triliun, mencerminkan kinerja yang stabil jika dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai aset bersih per saham tercatat sebesar Rp3.652 pada 31 Desember 2019, 8% lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2018.
Utang bersih, di luar Grup anak perusahaan jasa keuangan, mencapai Rp22,2 triliun pada 31 Desember 2019, dibandingkan dengan Rp13,0 triliun pada akhir tahun 2018. Hal ini terutama disebabkan oleh tambahan investasi Grup pada jalan tol dan Gojek serta belanja modal pada bisnis kontraktor penambangan. Anak perusahaan Grup segmen jasa keuangan mencatat utang bersih sebesar Rp45,8 triliun pada 31 Desember 2019, dibandingkan dengan Rp47,7 triliun pada akhir tahun 2018.
Dividen final sebesar Rp157 per saham (2018: Rp154 per saham) akan diusulkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan pada bulan April 2020. Usulan dividen final tersebut dan dividen interim Rp57 per saham (2018: Rp60 per saham) yang telah dibagikan pada bulan Oktober 2019, akan menjadikan dividen total pada tahun 2019 sebesar Rp214 per saham (2018: Rp214 per saham).
Kegiatan Bisnis
Laba bersih yang diatribusikan kepada pemegang saham PT Astra International Tbk dari tiap-tiap segmen bisnis adalah sebagai berikut:
|
|
Laba Bersih yang Diatribusikan Kepada PT Astra International Tbk |
||
|
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember |
|||
|
2019 Rp miliar |
2018 Rp miliar |
Perubahan % |
|
|
Otomotif |
8.396 |
8.518 |
(1) |
|
Jasa Keuangan |
5.864 |
4.815 |
22 |
|
Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi dan Energi |
6.711 |
6.630 |
1 |
|
Agribisnis |
168 |
1.146 |
(85) |
|
Infrastruktur dan Logistik |
292 |
196 |
49 |
|
Teknologi Informasi |
193 |
208 |
(7) |
|
Properti |
83 |
160 |
(48) |
|
Laba Bersih Konsolidasian |
21.707 |
21.673 |
0 |
Laba bersih dari divisi otomotif Grup mengalami penurunan sebesar 1% menjadi Rp8,4 triliun, terutama disebabkan oleh penurunan volume penjualan mobil dan meningkatnya biaya-biaya produksi, yang sebagian diimbangi oleh kenaikan volume penjualan sepeda motor. Berikut adalah ikhtisarnya:
Jasa Keuangan
Laba bersih bisnis jasa keuangan Grup meningkat 22% menjadi Rp5,9 triliun, terutama disebabkan oleh portofolio pembiayaan yang lebih besar dan perbaikan kredit bermasalah. Berikut adalah ikhtisarnya:
Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi dan Energi
Laba bersih Grup dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi meningkat sebesar 1% menjadi Rp6,7 triliun, terutama dari kontribusi usaha tambang emas baru, yang diimbangi oleh penurunan penjualan alat berat dan kerugian pada bisnis kontraktor umum. Berikut adalah ikhtisarnya:
Agribisnis
Laba bersih dari divisi Agribisnis Grup turun 85% menjadi Rp168 miliar. Berikut adalah ikhtisarnya:
Infrastruktur dan Logistik
Divisi infrastruktur dan logistik Grup mencatat laba bersih yang meningkat sebesar 49% menjadi Rp292 miliar. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari jalan-jalan tol yang telah beroperasi. Berikut adalah ikhtisarnya:
Teknologi Informasi
Laba bersih dari divisi teknologi informasi Grup menurun 7% menjadi Rp193 miliar.
PT Astra Graphia Tbk (AG), yang 76,9% sahamnya dimiliki Perseroan mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 7% menjadi Rp251 miliar. Hal ini disebabkan oleh penurunan marjin laba operasional, meskipun pendapatan dari bisnis solusi dokumen dan bisnis solusi layanan perkantoran meningkat.
Properti
Divisi properti Grup melaporkan penurunan laba bersih 48% menjadi sebesar Rp83 miliar, terutama disebabkan oleh berkurangnya pengakuan laba dari pengembangan proyek Anandamaya Residences yang telah selesai pada tahun 2018.
Proyek-proyek Grup lainnya, termasuk diantaranya adalah Arumaya di Jakarta Selatan, Asya di Jakarta Timur (yang keduanya merupakan proyek residensial) serta 3 hektare lahan pengembangan residensial dan komersial yang berlokasi di pusat bisnis Jakarta.
Aksi Korporasi Lainnya
Pada tahun 2019, investasi senilai US$100 juta telah ditambahkan di Gojek, sehingga total investasi Astra menjadi US$250 juta.
Prospek Bisnis
Kinerja Grup selama tahun 2019 terimbas pelemahan konsumsi domestik dan rendahnya harga-harga komoditas, tetapi diuntungkan oleh peningkatan kinerja dari bisnis jasa keuangan dan kontribusi dari tambang emas Grup yang baru diakuisisi. Prospek pada tahun 2020 masih menantang yang disebabkan ketidakpastian kondisi makro eksternal, kompetisi di pasar mobil serta harga-harga komoditas yang lemah. Meskipun demikian, kami yakin bahwa Grup berada pada posisi yang baik untuk memanfaatkan momentum dari setiap perbaikan kondisi ekonomi.
Prijono Sugiarto
Presiden Direktur
27 Februari 2020
Untuk informasi lebih lanjut,mohon hubungi:
PT Astra International Tbk
Tel: + 62 – 21 – 508-43-888

30 Nov 2025

27 Nov 2025

16 Des 2025